Home > budak lelaki > Xianxia > Debu
Debu John Write
376.12Juta Kata Tumbukan 9703 Tiket Disyorkan 0

Pada malam musim sejuk tahun Kandili berdua belas di dalam Mahligai Agong, bau kemenyan menjalar, suara membaca jimat di tengah-tengah, seorang pendeta tua yang kering dan cekung duduk di atas sarung bantal, menulis puisi: 'Langit juga pecah, bumi juga pecah, jika dianggap sebagai tanggung jawab sudah salah, lidah telah putus, siapa berani duduk.' Setelah menulis, pandangan mata pada semua pendeta, akhirnya menggelengkan kepala dengan keluhan panjang, lalu membuang pena dan pergi. Pensiunan pendeta ini bernama Phú Hài, orang-orang menjulukinya 'Biksu tanggung jawab'. Puisi ini tetap tidak ada yang dapat memecahkannya. Siapa yang bisa membayangkan bahwa setelah seratus tahun, itu akan dengan mudah diungkapkan oleh seorang wanita di rumah penginapan. (Berakhir di Sirkulasi Dunia)

Pada malam musim sejuk tahun Kandili berdua belas di dalam Mahligai Agong, bau kemenyan menjalar, suara membaca jimat di tengah-tengah, seorang pendeta tua yang kering dan cekung duduk di atas sarung bantal, menulis puisi: 'Langit juga pecah, bumi juga pecah, jika dianggap sebagai tanggung jawab sudah salah, lidah telah putus, siapa berani duduk.' Setelah menulis, pandangan mata pada semua pendeta, akhirnya menggelengkan kepala dengan keluhan panjang, lalu membuang pena dan pergi. Pensiunan pendeta ini bernama Phú Hài, orang-orang menjulukinya 'Biksu tanggung jawab'. Puisi ini tetap tidak ada yang dapat memecahkannya. Siapa yang bisa membayangkan bahwa setelah seratus tahun, itu akan dengan mudah diungkapkan oleh seorang wanita di rumah penginapan. (Berakhir di Sirkulasi Dunia)
Bab Terkini :   Chapter Ten: Hunt and Kill Update : 2023-07-05 19:01

Disyorkan Serupa
  • Lelaki dari Khunlun

    Author:Jack

    Enam ratus tahun yang lalu, Bumi tidak lagi sesuai untuk kehidupan praktisi pencegahan, dunia pencegahan bersama-sama melarikan diri dari Bumi. Murid terampil dari Khunlun terjebak di dunia manusia selama enam ratus tahun. Sejak saat itu, dunia pencegahan kehilangan seorang jenius pencegahan, sementara dunia manusia mendapatkan seorang anak yatim piatu tanpa akar.

  • Debu

    Author:John

    Pada malam musim sejuk tahun Kandili berdua belas di dalam Mahligai Agong, bau kemenyan menjalar, suara membaca jimat di tengah-tengah, seorang pendeta tua yang kering dan cekung duduk di atas sarung bantal, menulis puisi: 'Langit juga pecah, bumi juga pecah, jika dianggap sebagai tanggung jawab sudah salah, lidah telah putus, siapa berani duduk.' Setelah menulis, pandangan mata pada semua pendeta, akhirnya menggelengkan kepala dengan keluhan panjang, lalu membuang pena dan pergi. Pensiunan pendeta ini bernama Phú Hài, orang-orang menjulukinya 'Biksu tanggung jawab'. Puisi ini tetap tidak ada yang dapat memecahkannya. Siapa yang bisa membayangkan bahwa setelah seratus tahun, itu akan dengan mudah diungkapkan oleh seorang wanita di rumah penginapan. (Berakhir di Sirkulasi Dunia)

  • Kembali ke Istana Syurga

    Author:Jerry

    Apabila manusia tumbuh maju, dewa dan dewi jatuh, kepemimpinan hati hilang. Sistem surga tanpa ampun, kekacauan menyerbu sembilan benua, meyakinkan bahwa dewa dan dewi harus dihapus…

  • Kitab Agung

    Author:Tom

    Jika aku menjadi Buddha, dunia tanpa syaitan, Jika aku menjadi syaitan, dunia tanpa Buddha, Dunia yang dipenuhi dengan wujud khayalan, sebatang dandan melintasi segala arah; Azam yang tidak berubah, biarlah dia hantu dan jin yang menarik perhatian; Hati memiliki hutang setan, bernafas dengan putus asa tanpa sempadan, Surga dan bumi yang dipenuhi dengan dewa Buddha, sebuah kembali Sang Mahasuci! Membangun kumpulan pembaca ketiga, nombor kumpulan:

  • Mencapai Taoisme yang Tertinggi

    Author:Lily

    Sebilik pedang, menampar langit! Setitis darah, membuka badai di cerahnya langit! Seorang pemuda yang terbuang, berniat untuk memasuki dunia Taoisme dengan cara yang paling rendah, berharap bisa melarikan diri dari kenyataan, tetapi tidak menyangka bahwa dunia Taoisme justru lebih kejam. Sejak itu, pemuda tersebut berjuang mati-matian, menukar darah melawan keinginan, berusaha mencapatkan kesempatan takdir, mengambil cincin kuno dunia Yin dan Yang, menelan urat jiwa iblis, sejengkal kultivasi sejengkal darah, membunuh jalan tulang putih, mengembara di antara langit dan bumi..