Liu Yuefan, seorang juruteknik sederhana, setelah jatuh sakit biasa-biasa saja, perlahan-lahan menyelami gairah cinta dan percintaan, serta menjadi seorang bos kecil seiring dengan gelombang reformasi. Ini adalah zaman yang gila, zaman di mana dewa-dewa berkumpul, zaman di mana keajaiban diciptakan, dan juga zaman yang membuat seseorang bingung. Setelah memahami asal-usulnya, Liu Yuefan membawa sebuah buku yang diberikan oleh seorang biksu dan memulai perjalanan untuk membangun lebih jauh lagi tentang impian dalam dirinya, yaitu membangun sebuah kekaisaran bisnis dan kekaisaran wanita yang indah. Tidak terikat oleh norma sosial, gadis-gadis cantik bergabung dengan mimpi kekaisaran miliknya dan Liu Yuefan berjalan-jalan dengan percaya diri dalam menciptakan keajaiban. Dia menganggap wanita di sekitarnya sebagai prajurit setianya, mendorong wanita-wanita cantik ini menuju kemuliaan bisnisnya dengan cinta yang lebih besar daripada Tuhan. Liu Yuefan yang bangga selalu optimis, tapi tak pernah lupa kesempatan, belas kasihan yang luas terhadap teman-teman, tapi kejam terhadap musuh. Selain cinta dan kesabaran yang dia berikan kepada wanita-wanita dan teman-teman di sekitarnya, dia tidak memiliki kecenderungan mencari popularitas dan kebaikan. Ketika kekaisaran bisnisnya mencapai puncak kejayaan, dia pergi dengan wanita dalam hidup sebelumnya, kembali ke negara asalnya, ke negara Tuhan.